Thursday, February 14, 2013

Ulasan Pertandingan: Real Madrid vs Manchester United

Pertandingan babak 16 besar Liga Champions 2012/2013 menghadirkan “final dini” yang mempertemukan dua raksasa Eropa, Real Madrid dan Manchester United.

Kedua tim bermain dengan formasi yang sama, 4-2-3-1. Real Madrid bermain dengan mayoritas starter regular mereka, kiper Diego Lopez menggantikan Iker Casillas yang cedera. Dari kubu Manchester United, Shinji Kagawa dan Danny Wellbeck menemani Wayne Rooney bermain di belakang Robin van Persie. Di lini tengah Phil Jones berduet dengan Michael Carrick.

Menarik melihat pilihan Sir Alex memainkan Danny Wellbeck dan Shinji Kagawa, yang dikenal punya stamina kuat dan tak segan membantu pertahanan. Sir Alex nampaknya mengantisipasi kemungkinan Real Madrid mengambil inisiatif serangan.

Statistik pertandingan mencatat bagaimana Wellbeck melakukan 4 tekel sepanjang pertandingan, sama dengan Michael Carrick dan hanya kalah dari Rafael yang melakukan 6 tekel.

Bermain di kandang sendiri, Real Madrid mengambil inisiatif serangan sejak menit-menit awal. Tercatat dalam 7 menit pertama, Madrid telah menghasilkan 5 tembakan. Sayangnya tak ada yang berhasil menemui sasaran.

Mengantisipasi intensitas dan kecepatan serangan Real Madrid, Manchester United bermain rapat di area kotak penalti. Para pemain bertahan United lebih banyak menunggu di area sekitar kotak penalti. Menumpuknya pemain United di sekitar kotak penalti memaksa Real Madrid banyak melakukan tembakan dari luar kotak penalti.

Statistik Whoscored mencatat bagaimana 54 persen peluang Real Madrid dalam pertandingan ini dihasilkan dari tembakan jarak jauh. Sementara catatan sepanjang musim, total tembakan yang dilepaskan Real Madrid hanya 43 persen dari luar kotak penalti.

Permainan disiplin pemain bertahan United di area sendiri seperti menutup peluang Madrid memainkan skenario andalan mereka. Real Madrid seperti halnya tim asuhan Mourinho sebelumnya, sangat berbahaya jika melakukan serangan balik. Tim ini bahkan disebut memiliki serangan balik terbaik di dunia. Pertahanan disiplin United yang jauh ke belakang menutup ruang yang dapat dieksploitasi Los Blancos untuk melakukan serangan balik.





Hal yang paling dinanti dari pertandingan ini adalah bagaimana Sir Alex akan mematikan mantan anak asuhnya, Cristiano Ronaldo. Dan Sir Alex menjawabnya dengan Phil Jones. Phil Jones yang bermain di lapangan tengah bermain disiplin menutup ruang gerak Ronaldo.

Meski ditempatkan sebagai gelandang tengah Phil Jones lebih banyak bermain di kanan dalam. Menutup pergerakan Ronaldo yang gemar menyisir sisi kiri, menusuk ke tengah dan melepaskan tembakan kaki kanan. Diagram heatmap dari UEFA.com menunjukkan kedua pemain ini “menempati” area yang sama di lapangan.

Lebih banyak mengambil inisiatif serangan dan menguasai lapangan, Real Madrid harus kebobolan lebih dulu. Berawal dari umpan silang Wayne Rooney, Danny Wellbeck berhasil memanfaatkan ketidaksiapan Diego Lopez dan Sergio Ramos.

Real Madrid berhasil menyamakan kedudukan melalui Cristiano Ronaldo. Berawal dari lemparan ke dalam, Angel Di Maria melepaskan umpan silang ke kotak penalti. Phil Jones yang terpaku di wilayah kanan dalam pertahanan United tidak mengantisipasi pergerakan Ronaldo dari kiri pertahanan United. Ronaldo menyambut umpan Di Maria dengan sundulan kepala. Ia tak merayakan gol itu, menghormati klub yang telah membesarkan namanya.

Di babak kedua Madrid banyak memperlambat tempo permainan dan selanjutnya secara cepat melepaskan umpan dari sayap sementara pemain lain masuk dari lini kedua. Skema yang mencoba mereka ulang gol Cristiano Ronaldo di babak pertama.

Memainkan bola di sekitar kotak penalti juga bisa memancing pemain bertahan untuk keluar dan menekan. Hal ini bertujuan untuk memberi ruang di area kotak penalti. Namun pertahanan United sangat disiplin, para pemain bertahan tidak terpancing menekan dan meninggalkan area pertahanan.

Whoscored mencatat bagaimana posisi pemain Manchester United cenderung kebelakang. Para pemain bertahan lebih banyak bermain di sekitar kotak penalti. Sementara pemain bertahan Real Madrid menekan hingga di sekitar garis tengah.

Dominasi Real Madrid juga terlihat dalam penguasaan bola dan jumlah tembakan. Total tim asuhan Jose Mourinho ini mencatat 28 tembakan, mengungguli 13 tembakan yang dilepaskan United. Sementara dalam penguasaan bola, Real Madrid unggul 61:39 persen. Meski mendominasi jumlah tembakan dan penguasaan bola, Real Madrid hanya berhasil mencetak satu gol. Salah satu penyebabnya adalah penampilan gemilang David De Gea. Mantan kiper Atletico Madrid ini berhasil mencatatkan 8 penyelamatan.

Pergantian pemain yang dilakukan kedua kubu di babak kedua tak mampu mengubah hasil pertandingan. Masing-masing kubu melakukan tiga pergantian pemain dan yang paling menarik adalah masuknya Luka Modric menggantikan Angel Di Maria.

Masuknya Modric menjadikan Oezil bermain di kanan dan Modric mengisi posisi di lini tengah. Modric yang seorang pemain tengah berbeda dengan Di Maria yang gemar menusuk ke kotak penalti. Pergantian seperti ini biasanya dilakukan untuk mempertahankan keunggulan dan menambah penguasaan bola. Sementara pada saat pergantian ini dilakukan Real Madrid telah mendominasi penguasaan bola dan membutuhkan gol untuk meraih kemenangan.

Hasil imbang 1-1 menjadi modal penting bagi Manchester United saat leg kedua di Old Trafford. United hanya butuh hasil imbang tanpa gol untuk lolos ke putaran selanjutnya. Mourinho sendiri mengatakan ia optimis dapat menaklukkan United di Theater of Dreams. Namun, sejarah mencatat Mourinho tak pernah menang saat bertandang ke Old Trafford di Liga Champions.

No comments:

Post a Comment